Powered By Blogger

Senin, 11 Agustus 2014

#MaafDanTrimakasih



Dua kata yang sulit terucap

#MaafDanTrimakasih


Kesempatan kali ini saya ingin menuliskan opini saya tentang dua buah kata yang semestinya mudah di ucapkan, namun kadang dua kalimat ini belum tentu mudah di laksanakan, karena untuk mengucapkannya saja butuh seakan kekuatan luar biasa yang mendorong udara dari tenggorokan kita dan munculah bunyi “Maaf atau Trimakasih” untuk orang lain.

Misal, kita di berikan sesuatu oleh seseorang yang sudah atau bahkan kita baru kenal belum lama. Kadang untuk mengucapkan kata trimakasih itu seakan seperti menelan batu kali (susah ciin :p ).
Atau saat kita di perlakukan kurang senonoh oleh seseorang dan tanpa sengaja dan hal itu sangat melukai hati kita (atau sebaliknya), untuk memberikan kata maaf rasanya seperti di gelitiki oleh ratusan bulu ayam (geli banget masa gue harus kasih maaf sih ? atau geli banget masa gue musti minta maaf sih ?)

Sebegitukah kata #MaafDanTrimakasih itu sulit terucap dari bibir kita ?
Sebelumnya inilah definisi #MaafDanTrimakasih menurut opini saya... (kan saya yang nulis, suka-suka saya dong :p wkwkwkw)

Maaf

Adalah sebuah kata yang di lontarkan dari pihak yang merasa bersalah atau yang merasa menjadi pelaku, kepada  orang yang di rasa menjadi korbannya. Dalam bahasa jepang dan jerman maaf terbagi menjadi 2 golongan :

Golongan untuk sesama atau atasan ke bawahan “gomen” (untuk maaf yang normal) dan “gomen nasai” (maaf yang sangat-sangat membuat seseorang kecewa atau terluka), namun untuk bentuk hormat menggunakan Sumimasen (bisa artinya permisi atau maaf, dan Doumo Sumimasen untuk maaf yang artinya merepotkan sangat). Sedang dalam bahasa Jerman menggunakan istilah “tut mir leid” (maafkan saya) untuk bahasa akrab dan “Entschuldigung” (untuk maaf kepada orang yang di anggap hormat).

(maaf bahasa asing yang saya pelajari waktu SMA hanya ini, jadi bahasa lain bisa cari sendiri :p )


Trimakasih

Dalam budaya manapun (karena saya orang jawa maka saya berbicara pada lingkup budaya saya saja) budaya trimakasih terutama di tanah jawa yang masih kental dengan budaya-budaya leluhur, trimakasih sangat di wajibkan (sebenarnya harus sudah menjadi lifestyle = gaya hidup).

Dalam bahasa jepang di kenal dengan istilah “arigatou(gozaimasu)” (untuk yang di tambah kurung artinya kepada yang hormat, kalau arigatou saja untuk akrab), dalam bahasa jerman di kenal istilah “danke” (kalau istilah ini bisa di gunakan untuk siapa saja). dalam bahasa mandarin di kenal dengan istilah “xie-xie” dalam bahasa spanyol di kenal istilah “gracias” dalam bahasa prancis di kenal istilah “merci.” (istilah ini lengkapnya tanya ahlinya ya :p hehehe.)

Itu opini saya mengenai dua kata tadi , dan pertanyaan saya ? Kepada anda dan saya sendiri adalah ?

SUDAHKAH KITA MENGUCAPKAN DUA KATA ITU DI SAAT YANG TEPAT ?

Misal, kita tahu kelemahan kita adalah kecerobohan dalam sesuatu. Lalu kita menggunakan kata maaf sebagai senjata bahwa kita mengaku salah (namun kalau di ulangi berkali-kali sama aja boong dong :p ? )

Dan kata trimakasih saat kita di berikan bantuan atau kita di beri sesuatu yang spesial oleh seseorang yang dekat dengan kita, entah itu berwujud atau berbentuk ungkapan yang spesial untuk kita ?

Dan saat saya menulis ini, saya iseng bertanya pada dua orang yang cukup dekat dengan saya, (nama di samarkan :p ) dan berdasarkan kesimpulan jawaban untuk mengucapkan trimakasih mereka katakan mudah untuk di ucapkan, namun untuk maaf satu menjawab ya dan satu bingung...

(semoga apa yang mereka katakan ini benar adanya, amin)

Demikianlah opini saya tentang kata #MaafDanTrimakasih, sampai jumpa di tulisan berikutnya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar