Powered By Blogger

Minggu, 10 Agustus 2014

Ketika Hypnosis Gagal Dilakukan, Siapa Yang Salah ?



Ketika Hypnosis Gagal Dilakukan, Siapa Yang Salah ?



Di tulisan kali ini saya ingin membahas sebuah fenomena yang biasa terjadi biasanya pada praktisi hypnosis (entah di sadari atau tidak, entah di rasakan atau tidak) yaitu gagal dalam melakukan hypnosis.
Di tulisan kali ini saya tidak membahas tentang bagaimana menanggulangi kesalahan atau kegagalan dalam yang di lakukan, tapi yang saya bahas adalah “siapa yang salah ?”
Karena lahir dari jalan sebagai seorang pesulap 4 tahun yang lalu (saya hanya belajar sulap selama sekitar 2-3 tahunan, itu saja putus-putus. Namun pengalaman masing-masing orang adalah keunikan tersendiri bagi yang menjalaninya) dan bagi saya membuat kesalahan dalam show adalah sebuah kesalahan fatal yang membuat kita seakan seperti komputer yang terkena virus yang paling parah sehingga menjadi blank dan diam seribu bahasa. (meski saya percaya banyak tulisan yang memberi tips bagaimana cara mengurangi resiko dalam membuat kesalahan dan ketika kesalahan terjadi apa yang harus di lakukan)
Berbeda dengan hypnosis, yang murni adalah sebuah ilmu komunikasi bawah sadar, yang prosesnya melalui skema yang rumit namun dalam prakteknya bisa di katakan juga tidak semudah melihatnya (bukan permasalahan kata-katanya, skrip, atau penggunaan bahasa, serta tehnik yang di gunakan) namun lebih ke arah bagaimana klien memasuki kondisi trance, namun ternyata dia mengatakan aku sulit, aku gak konsen atau penolakan lainnya.
Dan pertanyaan terbesar adalah, siapa yang salah atas ini ?
Kembali ke awalnya, bahwa semua hypnosis adalah hypnosis diri sendiri. Di sini saya tidak sama sekali menyalahkan bahwa klienlah  yang salah karena klienlah yang bertanggung jawab membuat kondisi tersebut ada dan dapat di akses karena klienlah yang melakukannya.
Namun kesalahan juga terdapat pada sang hypnotist, karena bak komputer canggih tetap butuh di operasikan secara manual . Dan itu menjadi tugas hypnotist yang mengajak klien untuk bisa mengakses kondisi hypnosis.

Secara mudah saya simpulkan beberapa hal yaitu :

Dari sisi klien (orang yang kita hypnosis) kesalahan yang tanpa sengaja ia mungkin miliki adalah
1.      Belum mampu memasuki kondisi hypnosis karena mungkin takut tidak bisa keluar dari trance, takut rahasianya terbongkar, takut jika itu bisa membuat dia di kendalikan oleh orang lain.
2.      Merasa bahwa cara otoriter adalah cara yang menyebalkan di terima sebagai komunikasi dua arah, karena mungkin status atau jabatannya lebih tinggi, dan merasa lebih hebat dari hypnotist.
3.      Memiliki trauma terhadap hypnosis, karena di perlakukan semena-mena oleh hypnotist di masa lalu, sehingga menolak untuk di ajak melakukan hypnosis.
4.      Dan kemungkinan lain yang berhubungan dengan penggunaan hypnosis.

Dari pihak hypnotist sendiri ada kesalahan yang di lakukan antara lain

1.      Kurang memberi edukasi secara lengkap.
2.      Mengutamakan bahwa klien yang gagal adalah klien yang bersalah.
3.      Kurang melihat situasi dan kondisi (memaksa mengajak praktek).
4.      Dan beberapa hal lainnya.


Demikianlah beberapa hal yang bisa saya tuliskan perihal tentang siapa yang salah ketika gagal melakukan hypnosis, semoga menjadi secuil manfaat bagi yang membacanya, kekurangan mohon di maafkan, dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar