Powered By Blogger

Rabu, 20 Agustus 2014

Kualitas atau Kuantitas ?



Kualitas atau Kuantitas ?


Dan tulisan saya kali ini ingin membahas sebuah fenomena yang selalu terjadi di hidup kita (baik pagi ,siang maupun malam hari. Baik sebentar maupun lama) dan fenomena yang akan saya bahas ini ialah fenomena “Tidur.”

Sebuah fenomena yang selalu di lakukan otomatis oleh manusia baik besar maupun kecil, semua pasti memerlukan “Tidur,” namun ada sebuah pembahasan yang dulu saya ingin bahas namun karena kurangnya pemahaman saya dan kurangnya sifat menghargai saya dalam mendengarkan pendapat orang lain. Maka saya ingin membahas fenomena ini dari sudut pandang saya yang semoga boleh menjadi pemahaman kecil bagi yang ingin menerimanya.

Saat itu saya bingung melihat ada seorang teman saya yang mengatakan bahwa dalam tidur itu yang di butuhkan ialah kualitasnya, namun karena saya berbeda pendapat maka saya mengatakan yang penting itu kuantitasnya.

Saat itu karena saya berpikir kenapa lebih penting kuantitas dari pada kualitas ? :

Dia bercerita bahwa dia menggunakan self hypnosis untuk beristirahat selama 10-15 menit dan memberikan sugesti berupa percepatan waktu pada mentalnya (simplenya dia membuat bahwa waktu 10-15 menit sama dengan dia tidur selama 2-3 jam)

Sedangkan saya berpendapat bahwa mana bisa waktu yang hanya segitu bisa membuat seseorang merasakan bahwa ia merasa segar bugar tidur hanya selama 10-15 menit dan merasa seperti tidur selama 3 jam (bagaimana mungkin ? padahal itu hanya sugesti kepada mental, sedangkan fisik mana bisa di bohongi ?)

Namun setelah di pikir ulang, dan dengan 3 hari saya insomnia ini saya menemukan pendapat bahwa :

Kualitas tidur yang baik sebenarnya juga memang di pengaruhi juga oleh kuantitasnya, namun kuantitas juga memengaruhi kualitas tidur yang baik pula (weleh kok malah mutar-muter iki piye -_- ? )

Begini lho...

Misal saya tidur selama 7-8 jam (sesuai rekomendasi para ahli kesehatan) maka kuantitas tidurnya bisa di katakan baik namun, faktor misal ada nyamuk, udara yang pengap, alergi debu, dan hal-hal yang memengaruhi kualitas tidur, bisa menyebabkan kualitas tidur terganggu (jadi pikirannya terganggu maka fisiknya ikut terganggu)

Sedangkan kuantitas tidur ikut memengaruhi manakala, kualitas tidur terjamin (tanpa ada gangguan) namun di karenakan terlalu lama beristirahat (baca : tidur) maka pikirannya merasakan efek terlalu malas dan terlalu capai untuk bangun dalam keadaan segar. Yang ada malah kuantitas tidurnya jelek.

Namun untuk kuantitas dan kualitas sebenarnya kembali lagi juga ke orang-orangnya, untuk rekomendasi dan saran-saran tidur yang baik dan nyaman anda bisa melihat dari acara “The Doctor” atau acara seperti “Dokter Oz” dan artikel-artikel yang membantu lainnya.

Sekian opini dari saya, banyak kekurangan saya mohon maaf dan sampai jumpa di tulisan berikutnya...

Sayounara :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar