Dua kata yang sulit terucap
#MaafDanTrimakasih
Kesempatan kali ini
saya ingin menuliskan opini saya tentang dua buah kata yang semestinya mudah di
ucapkan, namun kadang dua kalimat ini belum tentu mudah di laksanakan, karena
untuk mengucapkannya saja butuh seakan kekuatan luar biasa yang mendorong udara
dari tenggorokan kita dan munculah bunyi “Maaf atau Trimakasih” untuk orang
lain.
Misal, kita di
berikan sesuatu oleh seseorang yang sudah atau bahkan kita baru kenal belum
lama. Kadang untuk mengucapkan kata trimakasih itu seakan seperti menelan batu
kali (susah ciin :p ).
Atau saat kita di
perlakukan kurang senonoh oleh seseorang dan tanpa sengaja dan hal itu sangat
melukai hati kita (atau sebaliknya), untuk memberikan kata maaf rasanya seperti
di gelitiki oleh ratusan bulu ayam (geli banget masa gue harus kasih maaf sih ?
atau geli banget masa gue musti minta maaf sih ?)
Sebegitukah kata
#MaafDanTrimakasih itu sulit terucap dari bibir kita ?
Sebelumnya inilah
definisi #MaafDanTrimakasih menurut opini saya... (kan saya yang nulis,
suka-suka saya dong :p wkwkwkw)
Maaf
Adalah sebuah kata
yang di lontarkan dari pihak yang merasa bersalah atau yang merasa menjadi
pelaku, kepada orang yang di rasa
menjadi korbannya. Dalam bahasa jepang dan jerman maaf terbagi menjadi 2
golongan :
Golongan untuk
sesama atau atasan ke bawahan “gomen” (untuk maaf yang normal) dan “gomen
nasai” (maaf yang sangat-sangat membuat seseorang kecewa atau terluka), namun
untuk bentuk hormat menggunakan Sumimasen (bisa artinya permisi atau maaf, dan
Doumo Sumimasen untuk maaf yang artinya merepotkan sangat). Sedang dalam bahasa
Jerman menggunakan istilah “tut mir leid” (maafkan saya) untuk bahasa akrab dan
“Entschuldigung” (untuk maaf kepada orang yang di anggap hormat).
(maaf bahasa asing
yang saya pelajari waktu SMA hanya ini, jadi bahasa lain bisa cari sendiri :p )
Trimakasih
Dalam budaya
manapun (karena saya orang jawa maka saya berbicara pada lingkup budaya saya
saja) budaya trimakasih terutama di tanah jawa yang masih kental dengan
budaya-budaya leluhur, trimakasih sangat di wajibkan (sebenarnya harus sudah
menjadi lifestyle = gaya hidup).
Dalam bahasa jepang
di kenal dengan istilah “arigatou(gozaimasu)” (untuk yang di tambah kurung
artinya kepada yang hormat, kalau arigatou saja untuk akrab), dalam bahasa
jerman di kenal istilah “danke” (kalau istilah ini bisa di gunakan untuk siapa
saja). dalam bahasa mandarin di kenal dengan istilah “xie-xie” dalam bahasa
spanyol di kenal istilah “gracias” dalam bahasa prancis di kenal istilah
“merci.” (istilah ini lengkapnya tanya ahlinya ya :p hehehe.)
Itu opini saya
mengenai dua kata tadi , dan pertanyaan saya ? Kepada anda dan saya sendiri
adalah ?
SUDAHKAH KITA MENGUCAPKAN DUA
KATA ITU DI SAAT YANG TEPAT ?
Misal, kita tahu
kelemahan kita adalah kecerobohan dalam sesuatu. Lalu kita menggunakan kata
maaf sebagai senjata bahwa kita mengaku salah (namun kalau di ulangi
berkali-kali sama aja boong dong :p ? )
Dan kata trimakasih
saat kita di berikan bantuan atau kita di beri sesuatu yang spesial oleh
seseorang yang dekat dengan kita, entah itu berwujud atau berbentuk ungkapan
yang spesial untuk kita ?
Dan saat saya
menulis ini, saya iseng bertanya pada dua orang yang cukup dekat dengan saya,
(nama di samarkan :p ) dan berdasarkan kesimpulan jawaban untuk mengucapkan
trimakasih mereka katakan mudah untuk di ucapkan, namun untuk maaf satu menjawab
ya dan satu bingung...
(semoga apa yang mereka katakan ini benar adanya, amin)
(semoga apa yang mereka katakan ini benar adanya, amin)
Demikianlah opini
saya tentang kata #MaafDanTrimakasih, sampai jumpa di tulisan berikutnya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar