I hate DON’T
word
Kembali
lagi saya menulis sebuah opini dari pemikiran pribadi saya yang ingin
menyuarakan aspirasi seseorang yang tidak di kenal dan memang mungkin belum
menjadi sesuatu yang di kenal namun nanti boleh jadi orang yang di kenal lalu terkenal
(amin) hihihi.
Sebuah
judul yang cukup nyentrik, unik tapi tanpa bermaksud tengik atau membuat jijik,
“I hate DON’t word” adalah judul yang saya ambil untuk mempersilahkan para
pembaca berpikir untuk beberapa kali sebelum anda mengatakan bahwa tulisan yang
saya tulis ini hanyalah omong kosong belaka (belum percaya ? mari kita
buktikan).
Kata
don’t = do not dalam terjemahan bahasa Indonesia sendiri berarti beberapa arti
yaitu Tidak boleh atau Jangan, bisa juga dilarang. Dalam hal ini saya kembali
menekankan bahwa penggunaan kalimat ini dalam perintah sehari-hari sebenarnya
acap kali membawa banyak kesalahan dan akibatnya cukup fatal untuk efek jangka
panjangnya.
Misal
:
Anda
sedang makan enak dan tiba-tiba ada seseorang mengatakan pada anda, “jangan lupa
nanti cuci piringnya !” dan ketika anda datang ke tempat pencucian juga ada
tulisan “Jangan buang sampah di sini, bumpet !”
Hal
yang saya temukan dalam akibat kalimat-kalimat ini secara garis besar adalah :
Kita
bertanya dan bingung serta ingin mencoba-coba bahwa apa yang terjadi ketika
melanggarnya ?
Kita
ingin membahas kata “Jangan” pada tulisan saya kali ini, dan kenapa saya
menekankan kata jangan sebagai kata yang sebaiknya di hindari ?
Karena
seperti yang sudah saya katakan di atas, makna kata “jangan” sebenarnya
memancing kita untuk melakukan apa yang sebaiknya harus di hindari, dan begitu
kata “jangan” di gunakan dalam kalimat, maka terjadi keambiguan antara mengihindari dan apa yang terjadi jika di
langgar.
Contoh
paling mudah mengetes kehebatan kata “jangan” bagi otak manusia
Ketika
di minta memikirkan gajah, maka yang terbayang dalam pikiran kita adalah gajah, betul ? (kecuali
kalau yang anda anggap gajah itu adalah pensil)
Tetapi
ketika saya berkata “jangan pikirkan gajah yang berbelalai pendek” maka apa
yang anda pikirkan itu adalah jerapah ? singa ? harimau ? saya pastikan banyak
dari anda memikirkan gajah berbelalai pendek, kecuali sama seperti sebelumnya
anda menganggap bahwa gajah yang anda pelajari dan kenal sejak kecil adalah
sebuah pensil.
Untuk
praktisi “hypnoparenting” (cara mendidik oleh orang tua yang di kombinasikan
dengan pola kalimat hypnosis) pasti lebih memahami bagaimana kata “don’t”
sebaiknya di hindari atau di ganti dengan pola kalimat yang lain
Seperti
contoh :
“Jangan
berebut !” bisa di ganti dengan “Ayo mainnya gantian ya” atau bisa juga dengan
kalimat “ayo harus bisa saling berbagi” (bisa di katakan lebih banyak memakan
kosa kata, memakan hati (karena harus lembut dan pengertian dalam
menggunakannnya) namun jika di biasakan maka efeknya nampak untuk jangka
panjang nantinya lho.
Contoh
lain :
“Jangan
buang sampah di sini dong ! nanti sini kotor !” bisa di ganti dengan “Kalau
buang sampah di tempatnya ya, biar tetap bersih.”
Dan
berbagai pola kalimat lain yang juga biasa di temui seperti dilarang parkir di
sini !, dilarang merokok !, bukan tempat untuk kencing !
Ada
guyonan dalam sebuah naskah drama yang pernah saya mainkan, karya Iwan Simatupang
yang judulnya saya lupa, namun ada sebuah dialog yang kutipannya kira-kira
seperti ini :
A :
kan sudah ada peraturan yang di canangkan
B :
memang betul...
A :
nah, karena sudah ada peraturan buat apa lalu ada peraturan ?
B : YA UNTUK DI LANGGAR !
Kata
yang saya garis bawahi itu bisa di katakan menggambarkan peraturan-peraturan
yang ada di sekitar kita, berbagai larangan keras yang ada di sekitar kita.
Namun bagi sebagian orang, melanggar peraturan adalah aib dan kebodohan bagi
yang melanggar karena di anggap punya otak namun tanpa pernah di pakai untuk
berpikir apa larangan yang tertulis dan apa maknanya.
Sedangkan
setelah membaca tulisan kecil saya ini, apa yang bisa anda tangkap ? dan siapa
yang bodoh lalu ?
Dari
pada saling menyalahkan, maka saya mohon pamit dulu, trimakasih sudah
menyempatkan membaca tulisan saya ini :D
Sampai
jumpa :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar