Ketika
Hypnosis Gagal Dilakukan, Siapa Yang Salah ?
Di
tulisan kali ini saya ingin membahas sebuah fenomena yang biasa terjadi
biasanya pada praktisi hypnosis (entah di sadari atau tidak, entah di rasakan
atau tidak) yaitu gagal dalam melakukan hypnosis.
Di
tulisan kali ini saya tidak membahas tentang bagaimana menanggulangi kesalahan
atau kegagalan dalam yang di lakukan, tapi yang saya bahas adalah “siapa yang
salah ?”
Karena
lahir dari jalan sebagai seorang pesulap 4 tahun yang lalu (saya hanya belajar sulap
selama sekitar 2-3 tahunan, itu saja putus-putus. Namun pengalaman
masing-masing orang adalah keunikan tersendiri bagi yang menjalaninya) dan bagi
saya membuat kesalahan dalam show adalah sebuah kesalahan fatal yang membuat
kita seakan seperti komputer yang terkena virus yang paling parah sehingga
menjadi blank dan diam seribu bahasa. (meski saya percaya banyak tulisan yang
memberi tips bagaimana cara mengurangi resiko dalam membuat kesalahan dan
ketika kesalahan terjadi apa yang harus di lakukan)
Berbeda
dengan hypnosis, yang murni adalah sebuah ilmu komunikasi bawah sadar, yang
prosesnya melalui skema yang rumit namun dalam prakteknya bisa di katakan juga
tidak semudah melihatnya (bukan permasalahan kata-katanya, skrip, atau
penggunaan bahasa, serta tehnik yang di gunakan) namun lebih ke arah bagaimana
klien memasuki kondisi trance, namun ternyata dia mengatakan aku sulit, aku gak
konsen atau penolakan lainnya.
Dan
pertanyaan terbesar adalah, siapa yang salah atas ini ?
Kembali
ke awalnya, bahwa semua hypnosis adalah hypnosis diri sendiri. Di sini saya
tidak sama sekali menyalahkan bahwa klienlah
yang salah karena klienlah yang bertanggung jawab membuat kondisi
tersebut ada dan dapat di akses karena klienlah yang melakukannya.
Namun
kesalahan juga terdapat pada sang hypnotist, karena bak komputer canggih tetap
butuh di operasikan secara manual . Dan itu menjadi tugas hypnotist yang
mengajak klien untuk bisa mengakses kondisi hypnosis.
Secara
mudah saya simpulkan beberapa hal yaitu :
Dari
sisi klien (orang yang kita hypnosis) kesalahan yang tanpa sengaja ia mungkin miliki
adalah
1. Belum
mampu memasuki kondisi hypnosis karena mungkin takut tidak bisa keluar dari
trance, takut rahasianya terbongkar, takut jika itu bisa membuat dia di
kendalikan oleh orang lain.
2. Merasa
bahwa cara otoriter adalah cara yang menyebalkan di terima sebagai komunikasi
dua arah, karena mungkin status atau jabatannya lebih tinggi, dan merasa lebih
hebat dari hypnotist.
3. Memiliki
trauma terhadap hypnosis, karena di perlakukan semena-mena oleh hypnotist di
masa lalu, sehingga menolak untuk di ajak melakukan hypnosis.
4. Dan
kemungkinan lain yang berhubungan dengan penggunaan hypnosis.
Dari
pihak hypnotist sendiri ada kesalahan yang di lakukan antara lain
1. Kurang
memberi edukasi secara lengkap.
2. Mengutamakan
bahwa klien yang gagal adalah klien yang bersalah.
3. Kurang
melihat situasi dan kondisi (memaksa mengajak praktek).
4. Dan
beberapa hal lainnya.
Demikianlah
beberapa hal yang bisa saya tuliskan perihal tentang siapa yang salah ketika
gagal melakukan hypnosis, semoga menjadi secuil manfaat bagi yang membacanya,
kekurangan mohon di maafkan, dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar