Sosok otoritas tertentu versi anak
Pernahkan anda
mendengar sebuah pernyataan bahwa, “Raja Hutan” adalah Singa ? Dengan
wibawanya, keperkasaan dan aumannya membuat siapa saja patuh dan tahluk serta
hormat dengan makhluk yang satu ini, namun bayangkan kalau ini adalah sosok
yang di anggap galak tapi di takuti (lho ?) emang ada mas ? Adalah...
Siapa itu ? Ya
kadang Guru, Teman, Pacar, atau Ortu kita sendiri.
Namun karena saya
ingin memberikan sedikit opini saya maka saya hanya ingin membahas tentang otoritas
orang tua kepada anaknya, dan apa akibat otoritas yang terlalu mendalam yang
menancap di dalam otak anak tersebut ketika ia terlalu melihat sosok
otoritasnya menjadi sebuah momok menakutkan yang ia harus takuti ketika ia
berada di sekitarnya dan menjadi sebuah kebebasan yang tanpa bertanggung jawab
ketika ia pergi dari sekitarnya.
Contoh :
Saya menancapkan
figur otoritas seorang mama kedalam jiwa dan kehidupan saya, apabila saya
melihat ibu yang lain sedang kesusahan maka sering kali tergeraklah hati saya
untuk menolong ibu tersebut (dan juga kalau pun dia sering bertemu atau
menolong saya dalam kesusahan). Maka secara otomatis ketika saya menancapkan ke
bawah sadar saya sosok ibu sebagai otoritas saya maka ibu yang lain pun hampir
semua saya perlakukan secara sama seperti ibu saya (kadang justru saya sedikit
menjilat, jadi maafkan saya kalau masih berdosa wahai para ibu T.T).
Beda lagi dengan
adik sepupu saya yang menanamkan figur seorang ibu juga yang bedanya adalah
kalau mama saya itu lembut, disiplin namun menerapkan kasih dan mengajarkan
kepada kami dua anaknya untuk melihat terlebih dahulu caranya, atau untuk
menolak permintaan kami dengan halus, serta mengganti jajanan ringan kami kalau
itu berMSG dengan es krim (meski itu lebih mahal sedikit) namun semua itu
merasuk ke dalam jiwa kami.
Berbeda dan sungguh
miris dengan sosok figur otoritas yang di tanamkan oleh saudara sepupu kami,
karena dari kecil ia nyaris salah didik (tapi ya mau gimana jadinya gitu deh),
maksudnya gimana ?
Begini contohnya :
Dia di belikan
mainan mahal-mahal karena ibunya berpikir aku sudah 1 minggu tidak bertemu
dengan dia, maka sebaiknya aku belikan saja mainan agar ia tetap sayang padaku.
Dia di belikan
makanan setumpuk gunung agar ibunya merasa dia berkecukupan selama seminggu dan
bisa makan, tanpa harus berebut dengan saudaranya.
Dia di berikan
masing-masing benda sendiri-sendiri (mainan, makanan) alasanya agar tidak
berebut dan tanpa harus berbagi.
Dan dia melihat
sosok ibunya yang suka berkata kasar (tanpa sadar) cara dia berperilaku, dia
bertutur kata dan berkata pada orang tua sangat kasar dan sangat brutal (pokoke
suka-suka aku selama mama gak ada disini) begitulah yang saya rasakan entah
gimana kalau yang lain ngerasakan, bodo amat...
Kesimpulan dari
cerita saya adalah :
Dia dan saudaranya
sama-sama menanamkan sosok figur ibu yang galak, suka menyuruh tanpa di beri
tahu caranya, suka menghamburkan uang dan (maaf) pernah memberikan dogma bahwa
“ayah” kandungnya adalah seorang yang jahat dan sama sekali tidak sayang kepada
dia (penanaman memori kebencian), dan perilaku suka berteriak-teriak dan
berkata seperti orang bar-barpun tetap di lakukan meski sudah berulang kali di
pukul dengan sapu dan di marahi secara normal. Tetapi apa yang di dapatkan ?
Just bukak iket blangkon, sama saja sami mawon hmmmm...
Maka itu saya jadi
berpikir lagi, apakah saya nanti bakalan menikah ? Apakah saya nanti bisa
mendidik anak saya dengan baik ? Apakah saya nanti bisa membesarkan mereka
dengan baik ? Mau jadi apa mereka ?
Kadang ketakutan itu
melanda diri saya, namun yah itu masih jauh saya bisa pikirkan selagi saya muda
tapi boleh saya pikirkan sebelum semua terlambat, BETUL ???
Maka saya sarankan
jika anda memang membutuhkan konseling anak dan konseling tentang parenting
anda bisa menghubungi segera psikolog anak atau Hypnotherapist yang menangani
soal parenting, karena sosok otoritas yang salah membuat anaknya susah untuk
menghargai orang lain sebagaimana seseorang itu menghargai orang lain sama
seperti sosok otoritasnya, apa lagi kalau sejak dari kecil di tanamkan sesuatu
yang buruk dan sama sekali tanpa ada niatan untuk merubah dan berubah dari diri
sendiri dan orang tuanya, waduh ngeri...
Oke sekian tulisan
saya, dan trimakasih untuk kesediannya membaca tulisan saya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar