Powered By Blogger

Selasa, 18 Juni 2013

Catatan Kecil, Bermakna Besar



Catatan Kecil, Bermakna Besar


29 Februari 2013, sebuah kejadian yang tak di sangka menimpa keluargaku. Saat itu umurku masih tiga tahun dan kalian tahu ? di usia yang masih sangat belia itu, sebuah peristiwa kecelakaan menyebabkan aku kehilangan kedua orang tuaku. Dan saat jenasah kedua orang yang aku sapa ayah dan ibu datang, aku yang masih lugu ini tak mengerti apa yang terjadi. Aku tak mengerti kenapa semua orang menangis dan bergantian mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga dan aku, apa yang terjadi ? Aku tidak mengerti ada apa sebenarnya ? Bahkan sampai liang kubur bersiap memberikan tempat bagi kedua raga orang tuaku, aku tetap belum mengerti dan tetap bersikap layaknya anak kecil yang lugu dan senang berlari kesana-kemari. Dan aku baru mengerti saat tujuh tahun berlalu setelah kejadian itu berlangsung, saat itu aku sudah duduk di bangku sekolah dasar kelas empat. Hari itu adalah jadwal pengambilan rapor dan seperti biasanya kakek atau nenek datang ke sekolah untuk mengambil hasil belajarku selama satu tahun, dan seperti biasa aku mendapat peringkat pertama dari pertama aku menginjakan kakiku di sekolah ini. 

Oh iya aku lupa mengenalkan namaku, namaku Bima Satria Wicaksana. Seperti arti namaku, orang tuaku berharap agar aku menjadi seorang kuat menghadapi kerasnya hidup, seperti Bima dalam Pandawa lima namun berharap menjadi kesatria yang bijaksana. Namun kelamaan aku menyadari ada sesuatu yang ganjil dalam hidupku ini, saat pengambilan rapor, kenapa orang tua ku tidak hadir ? Dan kenapa hanya kakek atau nenek yang hadir ? Oh iya ternyata aku lupa orang tuaku sudah kembali ke pangkuanNya tujuh tahun yang lalu, meski banyak hal yang bisa aku dapatkan, seperti : mainan baru,makanan lezat,pakaian bagus,sepatu,tas,uang saku,teman-teman yang baik namun tetap aku masih merasa ada yang kurang. Di saat mereka bisa berlari ke pelukan ibu dan ayah mereka, aku ? Ada sedikit rasa iri yang aku rasakan saat melihat mereka semua dapat bercanda bersama kedua orang tua mereka, namun aku hanya bisa apa ? Yang bisa ku lakukan hanyalah melihat itu, bak melihat taman bunga dari balik jendela besi. Aku seperti makhluk kelaparan yang berada di gudang makanan namun tidak menyadarinya, maksudnya apa yang aku butuhkan bisa aku dapatkan secara mudah semudah membalikan telapak tangan, kecuali satu hal tadi yang benar-benar aku ingin punya. Sudahlah aku juga tidak bisa menyalahkan tuhan atas apa yang menimpaku tujuh tahun yang lalu, lagi pula aku bersyukur masih memiliki keluarga dan teman-teman yang baik, serta harta benda yang di tinggalkan oleh kedua orang tuaku yang masih boleh aku nikmati hingga saat ini. Aku bersyukur masih di karuniai kepandaian oleh Tuhan selalu, sehingga aku boleh selalu menjadi Ranking pertama dari sejak aku masuk SD hingga aku Lulus SMA. 

Dan tak terasa aku sudah menjadi calon mahasiswa di suatu perguruan tinggi negri di semarang yang cukup terkenal, oh iya aku lupa menceritakan pada kalian ya ? Semenjak aku SMA bisnis yang di di wariskan oleh kedua orang tuaku lenyap begitu saja, karena salah satu karyawan yang sangat keluarga percaya, ternyata mengkudeta begitu saja perusahaan ayah ibu yang di bangun dengan keringat dan air mata. Tapi karena kebaikan Tuhan sajalah aku boleh bersekolah dengan bantuan beasiswa dari pemerintah dan termasuk mendapat uang saku juga dari paket beasiswa itu. Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini, dan menjalani kuliah dengan baik. Dan karena aku termasuk siswa berprestasi, aku di nyatakan lulus dalam kurun waktu tiga setengah tahun saja dengan IP empat. 

Wow sungguh luar biasa ketika aku bisa berdiri berjajar menggunakan pakaian untuk wisuda dan menyandang gelar sebagai Sarjana Sastra Belanda, dan tak sampai di situ saja sebenarnya. Aku masih di beri kesempatan untuk bersekolah di Belanda untuk mengambil S2 dan S3 secara gratis,wow benar-benar anugerah Tuhan yang luar biasa untukku. Dan perlu kalian tahu, saat aku menulis tulisan ini aku sudah menyelesaikan sekolah S3 ku setahun yang lalu. Sekarang terbukti aku sudah memiliki banyak kursus bahasa asing (Belanda dan Inggris), dan yang belum aku temukan hanyalah pasangan hidup yang akan mendampingiku seumur hidupku. Aku hanya berharap ia segera datang

2 komentar:

  1. Saya lihat posting mas mikha di BMG, saya juga pemula yang tertarik untuk mengintip cerita yang anda buat.

    Sebelumnya saya minta maaf atas komentarnya, menurut saya semua postingnya menjadi sulit untuk dibaca bila tak ada paragraf jadinya saya malas untuk membacanya. Bila sudah di beri paragraf baru akan saya baca.

    http://wibiksanajournal.blogspot.com

    BalasHapus