Powered By Blogger

Selasa, 18 Juni 2013

“Yang kau cari hanyalah rumah sepanjang 2 meter”



“Yang kau cari hanyalah rumah sepanjang 2 meter”

Pagi itu matahari bersinar dengan terangnya dan terlihat kilauan embun menetes dengan perlahan membasahi hijaunya dedaunan, dan hari itu di rumahku sudah berkumpul manusia-manusia ABG yang baru saja lulus dari bangku SMA dan aku pun termasuk ada di dalamnya juga. “Yah namanya juga ABG” begitu banyak orang bilang kepada kami yang baru menginjak masa kedewasaan dan proses menjalani kehidupan yang sebenarnya, namun sampai detik ini aku pun belum memahami benar apa yang di katakan ibuku tentang kejamnya dunia ini kepada siapa saja yang belum siap melihat kenyataan kejamnya hidup. Namun setidaknya aku sudah mengalaminya saat ini, kami yang baru lulus SMA ini sejujurnya masih belum ada pemikiran dan belum ada cita-cita pasti dalam meneruskan hidup kami. Layaknya “anak ayam kehilangan sang induk” atau lebih tepat mungkin kami di gambarkan sebagai “cacing kepanasan” begitulah hari-hari yang kami lalui saat ini, tanpa rasa dan tanpa asa. Keputusasaan ada menyelimuti jiwa,raga dan pikiran kami, namun apa daya kami sebagai anak ABG yang belum mempunyai sebuah ketrampilan yang pasti ? Ah sudahlah... kenapa kita membahas keputusasaan para anak ABG yang tidak pasti ? Dan kalian tahu ? Saat aku bertanya pada teman-temanku tentang cita-cita mereka, apa yang mereka katakan ? Mereka mengatakan tentang semua bualan-bualan surealisme yang selalu di tuliskan para sastrawan jaman dahulu, dan yang aku kejutkan adalah, mereka semua berkhayal terlalu tinggi laksana melebihi angkasa raya ini. Tapi pada dasarnya ada 1 hal yang mereka lupa, yaitu akhir hidup mereka yang hanya berakhir pada lubang tanah sepanjang 2 meter. Ini juga mengingatkan aku pada obrolan ku dengan seorang teman yang cukup mengesankan namun kututup dengan kalimat singkat yang sangat menusuk : “Berarti selama ini tujuan hidupmu hanya untuk Mati” ? Kalian mungkin bingung apa maksudnya ? Sebenarnya waktu itu aku sedang coba-coba bertanya pada temanku, “bro apa cita-citamu setelah ini ? Kita kan sudah lulus SMA ? Maka apa yang menjadi cita-citamu setelah ini” ? Pertanyaan tersebut di jawab dengan penuh kemantapan, “ya jadi ahli hukum lah, apa lagi” ? “Kalau sudah jadi ahli hukum mau ngapain” ? “Ya jadi orang sukses dan kaya lah” ! “Oh begitu, lalu setelah sukses,kaya,dan memiliki istri cantik,anak jenius,relasi yang mendukung,apa yang akan kamu lakukan” ? Sengaja memang ku buat pertanyaan dari jawaban yang sudah ia berikan plus ku tambahkan dengan pertanyaan yang aku harap bisa membingungkan dia, tapi ternyata pemikiranku salah total dan dia berani menjawab pertanyaan ku dengan perkataan yang sangat aneh karena dia mengatakan padaku bahwa setelah ia mendapatkan semua itu ya hanya satu yang ia inginkan yaitu “segera pergi menemui Tuhan”. Ya, itulah jawaban dari seorang kawanku yang ku anggap sangat pandai lebih dari aku, namun tak ku sangka pemikirannya sangat pendek dan sangat pasif dalam menghaapi pertanyaan seperti itu ? Bagaimana jika yang bertanya hal tersebut tadi adalah Tuhan ? Apa ia akan berani akan mengatakan hal seperti itu juga ? Yah biarlah ini menjadi bahan pemikiran kita bersama saja. Ingatlah, bahwa sekaya dan sesukses apapun dirimu, yang kau cari hanyalah rumah sepanjang 2 meter saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar