“Yang kau cari hanyalah rumah sepanjang 2 meter”
Pagi itu matahari bersinar dengan terangnya dan terlihat
kilauan embun menetes dengan perlahan membasahi hijaunya dedaunan, dan hari itu
di rumahku sudah berkumpul manusia-manusia ABG yang baru saja lulus dari bangku
SMA dan aku pun termasuk ada di dalamnya juga. “Yah namanya juga ABG” begitu
banyak orang bilang kepada kami yang baru menginjak masa kedewasaan dan proses
menjalani kehidupan yang sebenarnya, namun sampai detik ini aku pun belum
memahami benar apa yang di katakan ibuku tentang kejamnya dunia ini kepada
siapa saja yang belum siap melihat kenyataan kejamnya hidup. Namun setidaknya
aku sudah mengalaminya saat ini, kami yang baru lulus SMA ini sejujurnya masih
belum ada pemikiran dan belum ada cita-cita pasti dalam meneruskan hidup kami.
Layaknya “anak ayam kehilangan sang induk” atau lebih tepat mungkin kami di
gambarkan sebagai “cacing kepanasan” begitulah hari-hari yang kami lalui saat
ini, tanpa rasa dan tanpa asa. Keputusasaan ada menyelimuti jiwa,raga dan
pikiran kami, namun apa daya kami sebagai anak ABG yang belum mempunyai sebuah
ketrampilan yang pasti ? Ah sudahlah... kenapa kita membahas keputusasaan para
anak ABG yang tidak pasti ? Dan kalian tahu ? Saat aku bertanya pada
teman-temanku tentang cita-cita mereka, apa yang mereka katakan ? Mereka
mengatakan tentang semua bualan-bualan surealisme yang selalu di tuliskan para
sastrawan jaman dahulu, dan yang aku kejutkan adalah, mereka semua berkhayal
terlalu tinggi laksana melebihi angkasa raya ini. Tapi pada dasarnya ada 1 hal
yang mereka lupa, yaitu akhir hidup mereka yang hanya berakhir pada lubang
tanah sepanjang 2 meter. Ini juga mengingatkan aku pada obrolan ku dengan
seorang teman yang cukup mengesankan namun kututup dengan kalimat singkat yang
sangat menusuk : “Berarti selama ini tujuan hidupmu hanya untuk Mati” ? Kalian
mungkin bingung apa maksudnya ? Sebenarnya waktu itu aku sedang coba-coba
bertanya pada temanku, “bro apa cita-citamu setelah ini ? Kita kan sudah lulus
SMA ? Maka apa yang menjadi cita-citamu setelah ini” ? Pertanyaan tersebut di
jawab dengan penuh kemantapan, “ya jadi ahli hukum lah, apa lagi” ? “Kalau
sudah jadi ahli hukum mau ngapain” ? “Ya jadi orang sukses dan kaya lah” ! “Oh
begitu, lalu setelah sukses,kaya,dan memiliki istri cantik,anak jenius,relasi
yang mendukung,apa yang akan kamu lakukan” ? Sengaja memang ku buat pertanyaan
dari jawaban yang sudah ia berikan plus ku tambahkan dengan pertanyaan yang aku
harap bisa membingungkan dia, tapi ternyata pemikiranku salah total dan dia
berani menjawab pertanyaan ku dengan perkataan yang sangat aneh karena dia
mengatakan padaku bahwa setelah ia mendapatkan semua itu ya hanya satu yang ia
inginkan yaitu “segera pergi menemui Tuhan”. Ya, itulah jawaban dari seorang
kawanku yang ku anggap sangat pandai lebih dari aku, namun tak ku sangka
pemikirannya sangat pendek dan sangat pasif dalam menghaapi pertanyaan seperti
itu ? Bagaimana jika yang bertanya hal tersebut tadi adalah Tuhan ? Apa ia akan
berani akan mengatakan hal seperti itu juga ? Yah biarlah ini menjadi bahan
pemikiran kita bersama saja. Ingatlah, bahwa sekaya dan sesukses apapun dirimu,
yang kau cari hanyalah rumah sepanjang 2 meter saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar